Rabu, 30 Mei 2012

Budidaya Ikan Patin


   Ikan patin adalah ikan air tawar yang dapat di konsumsi. Karena memiliki harga jual yang tinggi, ikan ini sekarang banyak di budidayakan. Daging dan rasanya ikan patin lebih baik di banding ikan lele. Selain sebagai sumber protein hewani dalam tubuh, ikan patin juga bisa menjadi ikan hias karena bentuk ikannya yang unik. Ikan patin bisa mencapai panjang 35-40 cm pada usia 5-6 bulan. Ikan ini dapat di budidayakan dalam perairan yang tidak mengalir. Dengan kondisi air yang memiliki oksigen rendah pun bisa membesarkan ikan patin. Ikan patin merupakan golongan catfish, kepalanya relatif kecil, memiliki 2 pasang kumis di sudut mulutnya yang berfungsi sebagai indra peraba. Pembudidayaan ikan patin ini banyak terdapat di Lampung, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, bahkan Kalimantan.
  Tanah liat dan tidak berporos merupakan jenis tanah yang baik untuk kolam ikan patin. Tekanan air yang besar dapat di tahan oleh tanah liat, sehingga kemungkinan kecil dinding kolam bocor. Untuk memudahkan pengairan secara gravitasi baiknya tanah memiliki kemiringan 3-5%. Kondisi air kolam harus bersih, tidak terlalu keruh dan jangan buat kolam dekat dengan pembuangan limbah pabrik. Hal tersebut bisa mencemari air kolam ikan, ikan gampang terserang penyakit bahkan mati. Saat penetasan larva ikan patin dalam aquarium sebaiknya suhu air mencapai 26-28 derajat C. Bila perlu dengan pemanas buatan untuk mencapai suhu yang diinginkan. Sungai yang memiliki arus lambat juga baik di gunakan untuk pembesaran ikan patin dengan cara jala apung.
  Pembenihan ikan patin meliputi pemilihan calon induk siap pijah yang sehat agar menghasilkan benih yang berkualitas tinggi. karena pemijahan ikan patin jika di lakukan secara alami menghasilkan benih yang kurang maksimal, maka perlu hormon perangsang/kelenjar hipofise. Induk ikan yang bagus sebaiknya dirawat secar khusus dan di beri makan yang bernilai gizi tinggi. Untuk mempercepat kematangan gonad. Hal ini juga dapat mempengaruhi hasil benih yang bagus pula. Induk betina yang siap di pijahkan adalah yang berumur 3 tahun, memiliki berat 1.5-2 kg. Perut membesar,kloaka berwarna merah tua, dan jika di tekan perutnya keluar telur. Sedangkan induk jantan berumur 2 tahun. Perut lembek, tipis, dan jika di tekan keluar cairan sperma putih. Kemudian melalui kawin suntik (induce breeding). Setelah itu dilakukan pngurutan (striping) secara perlahan. Untuk mengeluarkan telur ikan dari induknya. Setelah selesai telur-telur tadi di taruh dalam aquarium penetasan dengan memperhatikan suhu air yang sudah di tentukan. jika benih yang masih baru berumur sehari tidak perlu di beri pakan. Karena masih memiliki cadangna makanan berupa kuning telur. Benih ikan dapat di beri pakan setelah hari ketiga. Selanjutnya dapat di beri pakan hidup seperti cacing sutera, jentik nyamuk  atau kutu air. Pembesaran ikan patin dapat melalui jala apung, keramba dan hampang. Tapi semua itu harus benar-benar memperhatikan kondisi air.
  Pemupukan kolam sangat diperlukan untuk menunjang bobot ikan itu sendiri. Bisa dengan pupuk hijau atau pupuk kandang. Hal ini berfungsi untuk merangsang pertumbuhan makanan alami. Pemberian pakan itu sendiri sebaiknya di beri sebanyak 2 kali sehari. Tentunya jumlah pakan berubah setiap bulannya sesuia dengan bobot ikan itu sendiri. Ikan juga dapat diberi pakan tambahan seperti pelet, sisa makanan dapur, hal ini bisa menambah nafsu makan ikan.
  Saat pemanenan baiknya di lakukan dengan jaring yang lunbangya besar. Hal ini dapat menghindari ikan mengalami luka pada siripnya. Dan juga teknik penangkapan ikan patin dilakukan dengan memojokan ikan dari hulu ke hilir, agar ikan bisa dapt air segar, meminimalisir ikan mati. Ikan patin yang siap konsumsi adalah ikan yang berumur 6 bulan dan beratnya mencapai 600-800 gram/ekor.
  Pasca panen kolam ikan sebaiknya di bersihkan dari lumut yang terdapat di dinding kolam. Setelah di beri air, taruh pupuk kandang yang sudah di bungkus dalam karung dan rendam selama 1 minggu. Selama 1 minggu pupuk kandang tersebut dapat menghasilkan organik-organik yang nanti bisa menjadi pakan benih ikan secara alami. Kolam yang sudah siap unutk benih ikan airnya berwarna hijau. Sebelum benih ikan di taruh ke dalam kolam, taburkan garam krosok ke dalamnya sebanyak 200 gram/m2. Hal ini bisa menghindarkan ikan dari bakteri-bakteri dalam kolam tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar